Rabu, 22 Desember 2010

EKSISTENSI MASHLAHAH DALAM LITERATUR ISLAM

EKSISTENSI MASHLAHAH
DALAM LITERATUR ISLAM

I. PENDAHULUAN

            الحمد لله الذي أنقذنا بنور العلم من ظلمات الجهالة وهدانا بالاستبصار به عن الوقوع في عماية الضلالة, والصلاة والسلام على رسول الله وعلى أله وصحبه ومن والاه. وبعده

          Sebagai syari'at yang terakhir (khotimatu al Syaroi') syari'at Islam merupakan syari'at yang universal (menyeluruh), oleh karena itu asas atau pondasi  dari Islam harus bersifat musytarok agar dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. Sebagaimana yang telah diterangkan dalam Al Qur'an dan Hadits yang diantaranya:


 قال تعالى : وما أرسلناك الا كافة للناس[1]

 وقال النبى صلى الله عليه وسلم : وكان الرسول يبعث إلى قومه خاصا وبعثت إلى الناس عامة[2]

Itu semua dapat terwujudkan kalau memang syari'at menjaga mashlahah yang ada entah itu mashlahah yang bersifat duniawi atau ukhrowi.

            Oleh karena itu kami berusaha mengupas tentang eksistensi mashlahah dalam literature Islam, seberapa manakah mashlahah itu dipertahankan, sebesar manakah mashlahah itu dianggap dan sebatas manakah mashlahah itu dapat diterima.

Sabtu, 11 Desember 2010

MUQODDIMAH BIDAYATUL HIDAYAH (bag: 2)


MUQODDIMAH BIDAYATUL HIDAYAH (bag: 2)
Darai Ngaji sore Syekhina Maimoen zubair

أما بعد: فاعلم أيها الحريص المقبل على اقتباس العلم المظهر من نفسه صدق الرغبة وفرط التعطش إليه. أنك إن كنت تقصد بالعلم المنافسة والمباهاة والتقدم على الأقران واستمالة وجوه الناس إليك وجمع حطام الدنيا فأنت ساع في هدم دينك وإهلاك نفسك وبيع آخرتك بدنياك فصفقتك خاسرة وتجارتك بائرة
Ketahuilah wahai para pencari Ilmu, jikalau engkau mencari ilmu hanya untuk mengejar kesenangan duniawi saja, supaya engkau terpandang, bisa mengalahkan sesama atau hanya untuk menarik perhatian masyarakan, maka sesungguhnya engkau telah berusaha untuk menghancurkan agamamu dan merusak dirimu sendiri. Dan juga engkau telah menjual akhiratmu dengan duniamu dan hal itu jelad telam membuatmu merugi.
Niat adalah pondasi segala amalan. Setiap amalan tidak akan tegak tanpa pondasi yang benar. Bahkan amal itu akan menjadi semakin buruk jikalau di dasari dengan niat yang buruk.  Demikian pula dengan orang yang hendak menuntut ilmu, apabila niat hatinya kotor, maka semakin kotor hati itu dengan ilmu yang ia dapatkan, menjadilah ia sebagai orang yang sombong dengan ilmu yang didapatnya, padahal Allah telah mengancam tidak akan masuk surga orang yang didalam hatinya terdapat sifat sombong walau sedikit.

Jumat, 10 Desember 2010

KYAI FATCHURROHMAN GHOZALI


KYAI FATCHURROHMAN GHOZALI

A.   kelahiran tumbuh kembang dan belajar beliau
beliau dilahirkan di Srang pada tahun 1288 H. beliau putra bungsu kyai Ghozali Sarang, beliau dididik olehorang tuanya dan belajar Mabadi'ul Ulum Diniyyah dalam bimbingan orang tua beliau sendiri. Dan belajar juga pada masyayikh-masyayikh pondok pesantren khususnya kyai Umar bin Harun Srang.beliau slalu bersungguh-sungguh dalam mencari pengetahuan Diniyyah sehingga beliau mengungguli sahabat-sahabat sejawatnya pada masa itu.
Kemudian beliau meneruskan tholabul ilminya di Solo kepada ulama'-ulama' disana khususnya Syekh Kyai Idris Solo. Beliau belajar mendalami fan-fan ilmu agama yakni fiqih, nahwu, shorof, ushul dsb. Kemudian beliau kembali ke kampong halaman dengan membawa keberhasilan.
Muqoddimah Ngaji Bidayatul Hidayah
di olah dari pengaajian sore KH. Maimoen Zubar

بسم الله الرحمن الرحيم

Dalam lafadz بسم الله الرحمن الرحيم terkandung beberapa keistemewaan yang diantaranya adalah keberadaan Basmalah yang tersusun dari 4 kalimat yaitu بسم, الله, الرحمن, dan الرحيم dari susunan tersebut mengisyaratkan betapa pentingnya 4 unsur dalam kehidupan manusia,

MUT'AH DAN SEKS BEBAS


MUT'AH DAN SEKS BEBAS
Diambil dari buku berjudul “Epistemologi Antagonisme Syi’ah dari IMAMAH sampai MUT’AH” karya: Mohammad Baharun


FATWA soal mut'ah pernah diputuskan oleh Komisi Masa'il (pembahasan berbagai masalah agama) Konferensi Besar Nahdlatul Ulama di Mataram. Sudah cukup lama warga nahdliyyin kala itu dibuat repot oleh kasus mut'ah, yang memang belakangan menjadi isu marak sampai-sampai suatu rganisasi mahasiswa di Surabaya sempat 'kepeleset' mengusulkan untuk membuka semacam posko kawin mut'ah ala Syi'ah itu di kompleks pelacuran-katanya demi memberi solusi masalah perzinahan[1]. Belakangan disinyalemen, konon ada indikasi agen Syi'ah yang menyelinap ke dalam tubuh organisasi itu. Belum lagi di jawa Tengah, kabarnya pernah ada juga pihak yang menggugat ke pengadilan, karena sang putri hamil duluan sebelum nikah - setelah mengikuti 'pengajian ekslusif', dan ternyata diam-diam ia jadi 'korban' mut'ah. Keresahan pun melanda orangtua, yang putrinya indekos di luar kota untuk kuliah[2].
Itulah mungkin yang antara lain menuntut para Kiai NU kemudian memutuskan fatwa mut'ah. Dan sebelum organisasi terbesar ini merumuskan, sesungguhnya ada PP Ittihadul Muballighin yang telah mendahului untuk menetapkan putusan keharamannya.

Sabtu, 04 Desember 2010

MENYAMBUT TAHUN BARU HIJRIYAH

MENYAMBUT TAHUN BARU HIJRIYAH
BY: Kang Sae Full

Sebentar lagi kita akan memasuki tahun baru Hijriyah dan akan meninggalkan tahun ini, pada moment seperti ini lah saatnya kita Muhasabah atau intropeksi diri kita, apa yang telah kita peroleh di tahun ini dan apa yang telah lakukan di tahun ini sehingga kita bisa memperbaikinya di tahun depan. Bukankan Nabi Muhammad telah bersabda:
من اعتدل يومه فيها فهو مغرور ، ومن كان يومه خيرا من غده فهو مغبون ، ومن لم يتفقد النقصان عن نفسه فانه نقصان ، ومن كان في نقصان فالموت خير له (ابن النجار)
Dalam tulisan kali ini, kami hanya ingin menulis beberapa do’a dan amalan sekaligus manfaatnya yang terdapat dalam kitab: KANZUN NAJAH  WAS SURUUR FIL AD’IYAH ALLATI TSYROHU ASSHUDUR” karya: Syekh Abdul Hamid Muhammad Aly Quds.

KITAB BIDAYATUL HIDAYAH

Kitab "Bidayatul Hidayah" karya ulama besar Abu Hamid Muhammad al-Ghazali (w. 1111 M) ini, banyak disebut-sebut sebagai Mukadimah Ihya Ulumuddin, karya masterpiece beliau yang sangat monumental itu.

Minggu, 21 November 2010

NASIB SALAFUSSHOLEH DIANTARA MEREBAKNYA DUNIA GLOBALISASI


NASIB SALAFUSSHOLEH DIANTARA MEREBAKNYA DUNIA GLOBALISASI

Oleh : Ustadz Ahmad Fuad


المحافظة على القديـــم الصالح والأخذ بالجديد الاصلاح
Menjaga norma-norma Salafus Sholih, mengambil kebaikan yang baru, jalan-jalan yang ditempuh oleh ulama' islam dari tipu daya musuh islam dalam menyelematkan sunnah Rosul.
            Kita harus bersyukur kepada Allah SWT atas usaha perjuangan ulama' muslim masa lalu untuk kemaslahatan generasi di masa rosul masih hidup. Para sahabat selalu mencurahkan tenaga dan waktunya untuk mengabadikan ayat-ayat Al-qur'an di atas apapun yang mungkin dipergunakan. Dan mereka selalu meminta petunjuk dari bimbingan Nabi SAW dalam menafsirkan dan melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Al-qur'an.
            Para sahabat slalu sibuk mensyiarkan Al-qur'an begitu juga dimasa dua khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khattab, mereka mendapat anjuran agar mengutamakan Al-qur'an dalam rangka untuk mensukseskan penyiaran Al-qur'an, sebagai dasar syari'at pertama, karena mengingat masyarakat pada saat itu seluruhnya belum mengenal Al-qur'an.
            Sesampai Utsman bin Affan menjadi khalifah, para sahabat kecil dan Tabi'in mulai meneruh perhatian serius dalam mencari dan mengumpulkan Al-hadits dari para sahabat besar yang jumlahnya tambah kurang banyak mereka yang menghabiskan waktu, tenaga, harta, untuk merantau mengunjungi tempat-tempat kediaman para sahabat untuk mengkaji beberapa hadits.

TAUSYIAH KH. MAIMOEN ZUBAIR PRA IKHTIBAR

TAUSYIAH KH. MAIMOEN ZUBAIR PRA IKHTIBAR


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
الْحَمد لله رب العالمين وبه نستعين  على أمور الدنيا والدين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين وعلى أله وأصحابه أجمعين . أما بعد
   Para santri-santri ini bersamaan ikhtibar kakong putri apa laen-laen? tapikan waktunya bareng.  ألحمد لله رب العالمين  malam jum'ah ini saya bertemu dengan santri-santri yang ada di pondok Al-Anwar ini. Pondok pesantren yang berdiri di kurun saya berkhidmah di pondok pesantren ini. Yang artinya pesantren ini baru. Dan saya pertama yang bibit kawitan atau cikal bakal pondok ini, saya beri nama Anwar, itu ayah saya. Ayah saya itu namanya Zubair sebab orang haji dulu itu pasti ganti nama, saya sendiri haji juga masih ada sistim ganti nama, sebab orang Indonesia itu namanya إِمّاَ  suku jawa namanya jawa, إِمّاَ  suku aceh nama aceh, وَإِمّاَ suku bugis nama bugis, وَإِمّاَ  suku lampung kumereng, suku dari palembang, dari padang, apa medan semuanya suku-suku itu mempunyai nama bahasa yang sendiri-sendiri. Orang haji itu orang yang anggapan sudah baru artinya pasti tidak tercampur agama yang lain-lain atau peradaban yang lain-lain. Sudah Masuk kategori tahu akan negeri Arab tahu tanah suci dan ganti namanya dengan nama bahasa Arab. Jadi ayah saya walaupun sudah mempunyai nama Arab tapi di negeri arab, di makkah itu harus ganti nama. Jadi ayah saya namanya Zubair kemudian ganti nama Anwar, nama itu di Arab biasanya wektu saya mulai saya sampai kapan sebelum saya, ayah, embah, buyut saya itu kesemuanya pakek sayyid yang sayyid itu sayyid Syatho. Jadi Mulai Zainuddin Syatho mempunyai putra yang namanya sayyid Bakri Syatho. Sampai pada waktu saya cucunya sayid bakri saya ini, saya sendiri juga minta nama tapi tidak dirubah, saya Maimoen juga diberi nama Maimoen tapi ayah saya Zubair diganti Anwar, ayah saya Anwar. Jadi saya ingin mengabadikan ayah saya yang  ganti nama Makkah Anwar saya beri nama pondok ini pondok Al-Anwar kalau pondok Al Zubair kan rupanya kurang enak. Ayah saya itu asalnya dipanggil Anwar setelah ngaji di Maskumambang, wah jangan Anwar yang enak زُبَيْرْ tapi yang paling enak  جُبَّيْرْ jadi     kombinasi ,   جُبْ itu  artinya  sumur في غيابة الجب , بير itu makna amber. Jadi sumur itu ada sumur amber artinya artitis, ada sumur itu yang pakai timba (الدلو). Ini tidak usah pakai timba.  Jadi جُبَيْرْ. Kalau  جُبَيْرْ,  بير   itu juga baik artinya yang paling baik jadi kalau ada  جُبْ dikawinkan dengan بير  itu sumur dengan sumur artinya sumur dobel, itu sumur artitis jadi amber sendiri tanpa menimba. Sumur itu ada sumur ada sumber ada sendang. Jadi sumur itu pakai timba, sendang itu pakai tanah yang agak sedikit kebawah. Jadi ada tempat penampungan itu namanya sendang. Ada sumber, sumber itu artinya bisa keatas bumi. ini kesemuanya dipelajari nabi-nabi yang terdahulu. 

SYEKH KYAI UMAR BIN HARUN SARANG

SYEKH KYAI UMAR BIN HARUN SARANG

 Beliau lahir di Sarang pada tahun 1855 M / 1270 H. Beliau diasuh oleh Kyai Gozali Sarang dengan didikan yang baik, sehingga beliau tumbuh dengan baik pula. Dan waktu mudanya digunakan untuk mencari bermacam-macam ilmu dari ulama’ pada masa itu, dari tempat satu ke tempat yang lain, sehingga beliau seakan-akan tidak ridlo pada dirinya sendiri untuk terlepas dari mencari masalah Diniyyah. Beliau sangat bersungguh-sungguh dalam mencari pengetahuan Diniyyah.
 Beliau pernah menjadi murid salah satu dari masyayekh Belitung, kemudian belajar dengan Syekh Kyai Sarbini Karang Asem Sedan. Pada waktu itu ilmu-ilmu yang beliau pelajari adalah Fiqih, ilmu Kalam Nahwu, Shorof, dan ilmu-ilmu yang lain.

ISLAM KEBUTUHAN FITRAH MANUSIA


ISLAM KEBUTUHAN FITRAH MANUSIA

  oleh: Ibnu 81

Ada sebuah pertanyaan yang mungkin jarang atau tidak pernah terlintas dalam benak kita selaku orang yang (alhamdulillah) sudah muslim sedari kecil dan justru berbahaya apabila kita lontarkan dengan nada ingkar, yaitu: “Kenapa kita harus beragama ? Bagaimana seandainya kita dibiarkan menentukan jalan hidup sendiri tanpa menggantungkan diri pada siapapun, tanpa terikat oleh suatu aturan?”. Dalam menanggapi pertanyaan tersebut, mungkin  dengan keyakinan dan keimanan kita akan kebenaran agama, pasti tidak akan terlalu pusing untuk menjawabnya, cukup dengan mencuplik firman Allah dalam surat Al-Dzariyat ayat 56: “Dan tidaklah Ku jadikan jin dan manusia kecuali agar mereka menyembahku”.

Sabtu, 20 November 2010

PEMBUKUAN HADIST


PEMBUKUAN HADIST
 oleh: peserta Ma'had Aly PPTM
I. KEADAAN PENULISAN BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM
Riset ilmiyah menunjukkan bahwa bangsa arab telah mengenal tulisan sebelum islam datang,mereka mencatat peristiwa peristiwa yang terjadi dibebatuan,hal ini telah dibuktikan oleh pakar arkeologi dengan bukti dan data data yang kongkrit,penemuan yang paling banyak ditemukan yaitu di semenanjung arab bagian utara <1> yang mana disitulah letak persambungan peradapan bangsa arab dengan bangsa persi dan romawi.Sebagian dari penelitian ini disebutkan bahwa A'diy ibn Zaid Al Ubadi (35 SH)<2> ketika mulai besar digagasi dan dibelajari oleh ayahnya dengan tulisan tulisan  hinggga ia kenal dan mencicipi bahasa arab,kemudian ia masuk dewan kisra dan ia adalah orang pertama yang menulis bahasa arab di dewan kisra<3>,hal ini menunjukkan bahwa zaman jahiliyyah sudah ada lembaga semacam madrasah atau yang sekupnya lebih kecil lainnya, yang menampung anak anak untuk belajar tulis menulis dan syair arab.Para guru madrasah ini menjadi mulia dan mempunyai derajat yang tinggi seperti Abu Sufyan ibn Ummayyah ibn Abdi Syamsin dan yang lainnya. Alkisah Abu Jufainah pernah diundang ke madinah untuk mengajar menulis.<4> pada masa awal sebagian orang yahudi mengenal tulisan arab dengan perantara anak anak di madinah,kemudian datanglah islam.
Orang arab memberi julukan Al-Kamil  kepada orang yang bisa menulis dan orang yang lihai memanah,tetapi banyak penyair dari golongan mereka yang membanggakan diri dengan daya ingatannya dan hafalan syair syair mereka,bahkan diantara mereka ada yang menyamarkan diri kalau ia bisa menulis,karena hal ini meupakan aib.Dengan ini jelaslah ketidaktepatan sebagian pakar sejarah yang mengatakan bahwa waktu islam masuk makkah, penulis kurang dari sepuluh orang <5>.

MENCERMATI AKAR POLARISASI SUNNI-SYI'I

MENCERMATI AKAR
POLARISASI SUNNI-SYI'I

prolog buku berjudul : Epistemologi Antagonisme Syi'ah dari IMAMAH bsampi MUT"AH
karya : Mohammad Baharun

SEBAGAIMANA pernah disiarkan pers (4 Juli) tahun 2003 silam serangan born (untuk kesekian kali) lagi-lagi telah mengguncang Pakistan.' Diduga dilakukan oleh Muslim Sunni garis keras di kota kecil Quetta, dan diperkirakan telah menewaskan 47 jiwa dan mencederai 65 orang lain dari sekte Muslim Syi'i.? Dan begitulah kemudian tragedi lain menyusul: di tengah upacara ritual ta'ziyeh di Karbala dan Baghdad, juga di kota kecil Quetta, Pakistan (02/ 03/04) peristiwa itu telah menelan korban 271 tewas dan 393luka-luka. Kasus ini seakan telah melahirkan 'teori baru', bahwa radikalisme Islam ternyata tidak saja menjadikan non Muslim sebagai target kekerasan, tetapi kini juga sesama Muslim.
Tragedi ini sudah terjadi beberapa kali di Pakistan akibat polarisasi berkepanjangan antara Sunni-Syi'i - terhitung sejak 'ekspor' Revolusi Iran" digaungkan oleh Ayatullah Khomeini karena euforia kemenangan revolusi (1979) yang 'dosis'nya berlebihan itu. Saling balas dari masing-masing kubu sering terjadi, dan telah menelan banyak korban sia-sia. Dalam catatan di atas kertas (kepustakaan) tidak semua sekte Syi'ah revivalis berperilaku stereotipseperti Khomeini pasca revolusi itu." Namun Syi'ah modern di bawah Ayatullah ini, mengingatkan kembali stigma sejarah Syi'ah di bawah Dinasti Shafawi yang menekan kaum Sunni di Iran. Dimasa awal kekuasan tiran Shafawi yang didukung ulama Syi'ah: kaum Sunni dihadapi secara opresif-represif, kecuali mereka yang tentu saja sudah melakukan konversi (eksodus) ke pangkuan Syi'ah. Dan memang pada waktu itu banyak Sunni awam yang berpindah ke aliran sekte tersebut.

Minggu, 03 Oktober 2010

Fatwa Dan Himbauan Ulama India Dan Pakistan

Fatwa Dan Himbauan
Ulama India Dan Pakistan

Ternyata bukan hanya ulama ulama Indonesia, Hadramaut, Haromain dan Mesir yang prihatin dengan penyebaran Syiah, ulama ulama dari India dan Pakistan juga sudah membentengi masyarakat dari faham yang menyesatkan tersebut.
Dibawah ini kami sampaikan kepada pembaca himbauan dan fatwa fatwa dari para ulama India dan Pakistan tentang Syiah.. Semoga dapat menambah wawasan pembaca.



ALISTIFTA’ ( Pertanyaan )

Firqah (kelompok / golongan) Syiah Imamiyyah Itsna Asyariyah yang terdapat di negara kita ini Kafir atau Islam ?. Apakah dibolehkan melakukan pernikahan dengan mereka ?. Haram atau halalkah sembelihan mereka ?. Bolehkah menyolati jenazah mereka atau mengikutsertakan mereka dalam shalat jenazah kita ?. Dan jika ada orang Syiah yang memberikan uang sumbangan untuk pembangunan masjid, diterima atau tidak ?.

Minggu, 05 September 2010

سند "محاسن الشريعة" للإمام أبي بكر محمّد بن علي بن إسماعيل المعروف بالقفال الشاشي الكبير


سند "محاسن الشريعة"
للإمام أبي بكر محمّد بن علي بن إسماعيل المعروف بالقفال الشاشي الكبير

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله الذي وفق من عباده من أراده بالخير والسعادة بالتفقه بالدين، وفقهه فيه بالعلم واليقين، والصلاة والسلام على سيدنا ومولانا محمد المبعوث رحمة للعالمين، وعلى آله وأصحابه صلاة دائمة إلى يوم الدين، أما بعد:
فقد من الله تعالى علينا في هذا الشهر العظيم شهر رمضان قراءة كتاب جليل عظيم الشان ندير الوجود في مثل هذه الأزمنة من اعتنى به من بني الإنسان من طلبة العلم الديني كما هو مشاهد لأهل هذا الشأن، ألا وهو كتاب "محاسن الشريعة" للإمام أبي بكر محمد بن علي بن إسماعيل المعروف بالقفال الشاشي الكبير عالم جليل من علماء القرن التالي للقرون الذهبية الثلاثة القرون التي شهد بها بخير القرون الشارع العظيم صلى الله عليه وسلم، وهو أي المؤلف كما هو معروف لدى فقهاء الشافعية بالقفال الكبير. قال الشيخ محي الدين النووي : إذا ذكر القفال الشاشي فالمراد هو، وإذا قيل: القفال المروزي فهو القفال الصغير الذي بعد أربعة مائة. قال: ثم إن الشاشي يتكرر ذكره في التفسير والحديث والأصول والكلام، وأما المروزي فيتكرر في الفقهيات، وهذا هو القفال الصغير كما تقدم.
وحيث أن أردت للإخوان الذين سمعوا عني كتاب "محاسن الشريعة للقفال الكبير" الخير والانحراط جانب أهل العلم والسند، أذكر هنا سلسة اتصال سندي إليه فأقول : رويت هذا الكتاب كسائر مروياتي من المنقول والمعقول عن شيخي وشيخ شيوخي المحدث والمسند العلامة الشيخ محمد ياسين بن عيسى الفاداني عن السيد محمد علي المالكي أخبر به عن السيد بكري عن السيد زيني دحلان المكي عن عثمان بن حسن الدمياطي عن العلامة عبد الله بن حجازي الشرقاوي عن الشمس محمد بن سالم الحفني توفي سنة 1118 هـ عن عبد العزيز الزيادي عن الشمس محمد بن العلاء البابلي توفي سنة 1077 هـ عن الشيخ سالم بن محمد عز الدين بن محمد نصر الدين السنهوري المصري توفي سنة 1015 هـ عن النجم محمد بن أحمد الغيطي عن القاضي زكريا بن محمد الأنصاري عن الحافظ أحمد بن علي بن حجر العسقلاني أنبأنا أبو هريرة ابن الذهبي إجازة عن القاسم بن المظفر عن أبي الحسن بن المقيَّر عن أبي الفضل الميهي عن أبي بكر أحمد بن علي بن خلف أنبأنا أبو عبد الله محمد بن عبد الله بن حمدويه بن نعيم الضبي الطهماني النيسابوري الشهير بالحاكم توفي سنة 400 هـ عن المؤلف الإمام أبي بكر محمد بن علي بن إسماعيل المعروف بالقفال الشاشي الكبير توفي سنة 365 هـ رضي الله عنه وعنهم أجمعين.
وأوصي نفسي وإياهم بملازمة التقوى والاستقامة في السر والعلانية، وصلى الله على سيدنا ومولانا محمد وعلى آله وصحبه وسلم، والحمد لله رب العالمين.
كتبه بيده وقلمه الفقير إليه تعالى
ميمون زبير الساراني
سارانج ، تحريرا يوم الأحد 20 رمضان 1431 هـ

Catatan singkat kitab " Mahasinu al Syari'ah"


Catatan singkat kitab " Mahasinu al Syari'ah"
Sebelumnya, nama kitab mahasinu al syari'ah sangat asing bagi kami, kitab karya seorang ulama' Syafi'iyyah yaitu imam al Qoffal al Kabir. Namun setelah kami mendapat sodoran kitab ini dari beliau KH. Muhammad Najih untuk di jadikan materi Balagh Romadlon oleh Syaikhina Maimoen Zubair kami akhirnya tahu dan membaca sekilas bahwa kitab ini membahas Fiqh Madzhab Syafi'i.

Kamis, 01 Juli 2010

HAK CIPTA

href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPPALAN%7E1.COM%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping">
HAK  CIPTA
I.        Pendahuluan.
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin moderen, mengemukalah problematika social dalam aspek ritual, ekonomi, budaya, medis, dan lain sebagainya. Problem-problem yang muncul ini tentunya harus direspons oleh kita sesuai dengan disiplin ilmu yang kita kaji. Hal ini tidak lain merupakan tanggungjawab kita sebagai santri dalam menjawab tantangan zaman.
Betolak dari pemikiran diatas maka kami berusaha menyajikan sebuah makalah yang mengupas salah satu problematika dimuka dalam prespektif fiqh yang telah dirumuskan oleh ulama mujtahidin (para yuris islam).

Senin, 28 Juni 2010

HAKIKAT MASLAHAH

HAKIKAT MASLAHAH
oleh: Tim LNI 
Maslahah:
Secara etimologi maslahah adalah masdar yang bermakna as-shalah yang berarti kebaikan/ kelurusan
Adapun maslahah secara terminology syari’at adalah manfa’at yang dipelihara oleh Syara’ untuk hambanya demi menjaga kestabilitasan Agama, jiwa, kehormatan, harta dan keluarga.
Sedangkan pengertian manfa’at sendiri adalah kenikmatan atau sesuatu yang menjadi perantara untuk menuju kenikmatan dan pencegahan kemadlaratan atau sesuatu yang menjadi perantara.
          Secara fitrah Islam adalah agama yang memelihara manfa’at dan menjadikannya sebagai dasar dari apa yang telah diberikan kepada hambanya dari akhlaq dan kemulyaan dan agar kesempurnaan manfa’at ini menjadi modifikator atas apa yang telah disyari’atkan Allah kepada hambanya dan beberapa hukum.
          Sebagaimana para Ulama sepakat bahwa setiap perkara yang menjadi perantara dari sebuah manfa’t mendapat yuridisasi sebagaimana manfa’at itu sendiri yang diharuskan manfa’at tersebut tidak membawa dampak negative yang setara dengan manfa’at itu sendiri, sebagaimana mereka sepakat bahwasanya kalau suatu manfa’at membawa dampak negative maka manfa’at tersebut dihukumi sebagaimana dampak negative tersebut, meskipun secara subtansif adalah subtansi manfa’at dan faidah.

Jumat, 18 Juni 2010

OLEH-OLEH SYEKHINA NAJIH MAIMOEN DARI SYIRIA DAN PALESTINA



OLEH-OLEH SYEKHINA NAJIH MAIMOEN
DARI SYIRIA DAN PALESTINA
Jum’ah 05 Rojab 1431 H.

                Selama dekitar 20 hari, beliau Syeh Muhammad Najih Maimoen menjalankan Umrah dan pejalanan di beberapa negara Islam di timur tengah, dan pada hari Ahad kemarin beliau telah kembali ke Sarang.       Dan pada malam jum’ah ini, beliau berbagi cerita dan Ilmu yang telah beliau dapatkan selama dalam perjalan yang banyak sekali bertemu dengan Ulama’ Ulama International, sekaligus memberi wejangan para santri PP. Al Anwar, yang bertempat di Mushlola PP Al Anwar. Dan tulisan ini, sedikit merangkum apa yang telah beliau utarakan sesuai kadar kefahaman penulis.

Kamis, 10 Juni 2010

penghianatan Syi'ah sejak dulu hingga sekarang

PENDAHULUAN
Menurut etimolog, kata Syi'ah berarti pengikut, juga mengandung makna pendukung dan pecinta juga dapat diartikan kelompok, maka Syi'ah Aly berarti para pengikutnya dan pendukungnya. Dalam hal ini golongan Ahlisunnah wal Jama'ah dapat dikatakan sebagai Syi'ah Aly bin Aby Tholib , karena sebagai pengikut Ahli Sunnah wal Jama'ah diharuskan mengikuti dan mendukung serta mencintai Imam Aly . Alasanya karena beliau termasuk salah satu Ahlul Bait yang harus kita cintai dan kita hormati. Disamping itu, beliau juga termasuk Khulafaur Rosyidin yang kesemuanya harus kita hormati dan ikuti.
Rosulullah  pernah bersabda:
عَلَيكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الخُلَفَاءِ الرَاشِدِيْن مِنْ بَعْدِي
"ikutilah Sunnahku dan Sunnah para Khulafaur Rosyidin sesudahku" (HR Ibnu Majah)
Dengan adanya pengertian Syi'ah secara bahasa ini, ada sebagian orang Sunni yang menganggap bahwa dirinya otomatis Syi'ah, itu karena kurangnya pengertian mereka. Sehingga tidak tahu yang sedang kita hadapi adalah Syi'ah Madzhaban atau lebih tepatnya Aliran Syi'ah.
Oleh karena inilah Syi'ah secara bahasa tidak digunakan oleh Salafussholeh, karena banyaknya aliran Syi'ah yang dianggap sesat. Salafussholih lebih suka istilah Muhibbin bagi pengikut dan pecinta Sayyidina Aly  dan keturunannya.
Sementara menurut Terminolog kajian sekte-sekte Islam, Syi'ah berarti orang-orang yang mendukung Sayyidina Aly  secara khusus, dan berpendapat bahwa sayyidina Aly  saja yang berhak menjadi kholifah dengan ketetapan Nash dan wasiat dari Rasulullah , baik secara tersurat atau tersirat. Mereka berkeyakinan bahwa hak imamah tidak keluar dari keturunan beliau.

MENGUAK MAKNA TERSIRAT KITAB AL-AMTSILAH AT-TASHRIFIYYAH KARYA SYAIKH M. MA'SHUM BIN ALI KUWARON JOMBANG

I. MUQODDIMAH
Suatu zaman atau periode sangat berpengaruh sekali terhadap kehidupan manusia. Maka tidak aneh jika pada zaman dahulu banyak ulama-ulama besar dan pemikir-pemikir Islam yang tidak diragukan akan keilmuannya, karena pada zaman itu belum banyak kemaksiatan dan kemungkaran yang merajalela seperti sekarang ini, sehingga seseorang yang hidup pada era tersebut bisa konsentrasi dan leluasa dalam mendalami suatu ilmu serta dapat menjaga kewira'ian dan dapat menanamkan ketulusan jiwa dan keikhlasannya dalam rangka li I'lai kalimatillah.
Semakin akhir, zaman semakin rusak dengan bermacam-macam faktor, sehingga kualitas produk pun juga menurun. Namun dalam segi dhohir dan gebyarnya kelihatan semakin maju. Hal inilah yang disinggung oleh Imam Ibnu Malik dalam nadhom Alfiyahnya :
والثاني منقوص ونصبه ظهر
Periode kedua itu berkurang, namun penampilannya tampak terlihat
Menurut pengamatan kami, zaman dulu dan sekarang berbeda jauh dalam segi keikhlasan dan kewira'ian seseorang, dikarenakan pada zaman sekarang banyak perkara-perkara syubhat bahkan haram yang sulit kita hindari. Maka harus kita akui bahwa orang-orang dahulu lebih sedikit menerjang hal-hal yang dilarang. Sehingga dengan kondisi tersebut karya orang-orang dahulu masih bisa dimanfaatkan dan dikonsumsi sampai sekarang, yang tidak lain karena ketulusan dan keikhlasan mereka.
Kami sangat terharu dengan realita di atas. Sampai-sampai pada suatu hari kami terlintas sebuah pemikiran dari lubuk hati yang sangat dalam yang ada hubungannya dengan hal tersebut, yang insya Allah akan kami paparkan pada pokok permasalahan di bawah.
Maka dari itu, jika nanti terdapat kesalahan atau kekurangan mohon saran dan koreksinya, karena memang itu yang ada dalam pikiran kami. Semoga Allah selalu memberikan kekuatan kepada kita untuk tetap bisa bertholabul ilmi khususnya di Pondok Pesantren Sarang tercinta ini.

Rabu, 26 Mei 2010

Fathul Mu'in: Kitab Karya Ulama Shufi yang sangat Barokah

oleh: kang Saif
Dikalangan santri, terutama para pemerhati Turots Islami tentunya tidak asing lagi sebuah kitab yang bernama Fathul Mu’in, sebuah kitab yang dikarang oleh seorang Ulama yang begitu Alim dan tokoh Shufi yang terkenal manjur Do'anya yaitu Syeh Zainuddin bin Muhammad al Ghozaly al Malibary .
Kitab Fathul Mu'in merupakan salah satu karya monumental ulama muta’akhirin dari kalangan Syafi’iyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di Indonesia. Bahkan di beberapa pesantren, kitab tersebut sebagai tolok ukur santri dalam penguasaan kitab Salaf. Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang berhaluan Ahli Sunnah syafi’iyah di Dunia ini.
Kitab Fathul Mu'in adalah Kitab Syarah Qurrotul 'Ain Fi Muhimmatu al Din, sebuah Syarah yang menjelaskan ma'na murod, menghasilkan maksud dan menjelaskan bebarapa faidah, sebagaimana di jelaskan dalam muqoddimah kitab tersebut.
Kitab Qurrotul 'Ain sendiri merupakan karya Syeh Zaenudin al Malibari sendiri, sebuah kitab yang sangat barokah, sebagaimana pengakuan dari Syeh Bakri Satho dalam Hasyah I'anahnya, karena kitab ini telah di do'akan oleh pengarangnya yang mustajab do'anya supaya kitab ini membawa menfaat bagi para pembacanya

Syekh Zainuddin Al-Malibari
Syeh Zeinuddin al Malibari merupakan ulama' yang di lahirkan di daerah Malabar, India Selatan. Tak diketahui secara persis, kapan Syekh Zainuddin Al-Malibari lahir. Bahkan, wafatnya pun muncul berbagai pendapat. Beliau diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani, India. Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani.
Beliau adalah cucu dari Syeh Zeinuddin bin Ali pengarang kitab Hidayatul Adzkiya' (I'anah I/151), sejak kecil, Syeh Zaenuddin al malibari telah terdidik oleh keluarga agamis, selain sekolah di al Madrasy yang didirikan oleh kakek beliau, beluau juga berguru kepada beberapa Ulama' Arab, termasuknya adalah Ibnu Hajar al Haitami dan Ibnu Ziad.
Perlu di ketahui, bahwa sesungguhnya nama ayah beliau bukanlah Abdul Aziz sebagaimana tertulis dalam kitab I'anatut Tholibin (I'anah I/7), melainkan nama ayahnya adalah Muhammad al Ghozali, dan Abdul Aziz adalah paman beliau sebagaimana pengakuan beliau dalam Muqoddimah Kitab al Ajwibah . Dan penggunaan paman sebagai Ayah adalah hal yang sangat lumrah.
Syekh Zainuddin Al-Malibari, selain dikenal sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafi'i, beliau juga dikenal sebagai ahli tasawuf, sejarah dan sastra. Beliau mempunya beberapa karya dalam beberapa literarur Ilmu, dan di antara karya-karya beliau adlah Fath al-Mu’in syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayn Fi Muhimmati al Din, Hidayat al-Azkiya ila Thariq al-Auliya, serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad, dan Tuhfat al-Mujahidin.
Seperti kebanyakan ulama lainnya, Syekh Zainuddin Al-Malibari juga dikenal sebagai ulama yang sangat tegas, kritis, konsisten, dan memiliki pendirian yang teguh. Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan, dan diplomat.

Manhaj kitab.
Kitab Fathul Mu’in ini tak jauh beda dengan kitab-kitab fiqh yang lain, yaitu membahas semua permasalahan Fiqhiyah, mulai dari Ubudiyah, Mu’amalah, Munakahah dan juga Jinayah dengan di klasifikasikan sesuai dengan bab-babnya.
Tapi dalam kitab fathul Mu'in ini, terkadang tidak menyebutkan sebuah pembahasan yang sebenarnya sangat penting untuk di sebutkan, sehingga, sering sekali Syeh Abu Bakar al Syatho dalam Hasyiyah I'anatu al Tholibin mengkritik tentang tidak adanya penyebutan tersebut, sebagaimana dalam permasaahan Ijtihad (I'anah I/45) Istihadloh (I'anah I/90), Istikhlaf (I'anah II/111) Ju'alah (I'anah III/146), atau penyebutan yang kurang sempurna. Bahkan ada sebuah masalah yang telah di sebutkan dalam judul ternyata tidak masuk dalam pembahasan, yaitu masalah menjual buah-buahan "Bai'u al Tsimar".
Hal di atas karena permasalahan tersebut di anggap tidak penting oleh pengarang, karena jarang terjadi pada masa itu atau kurang diperhatikan di kalangan awam, hal itu tercermin dari jawaban beliau ketika ditanya "kenapa hanya sedikit membahas tentang Haid (tidak membahas Istihadloh)? Beliau menjawab: "orang laki-laki tidak haid, dan orang perempuan tidak bertanya". Dari jawaban beliau di atas, memnunjukkan bahwa beliau mengarang kitab fathul Mu'in memang di peruntukkan oleh orang-orang yang membutuhkan, bukan sekedar untuk di kaji.
Jika kitab-kitab Fiqh biasanya memulai pembahasan dengan Kitab Thoharoh, sebagai intrumen penting sebelum melakukan Ibadah Sholat, tetapi kitab Fathul Mu’in ini mengawali pembahasan langsung ke Kitab Sholat, sebagai Ibadah yang paling fital dalam agama Islam, dengan Mangawali pembahasan Sholat, secara otomatis juga membahas Thoharoh, karena Sholat tidak akan Shah kecuali dengan Thoharoh.
Dalam pembahasan Sholat, kitab ini lebih enak untuk di telaah, karena dalam membahas kaifiyah atau tata cara Sholat, kitab Fathul Mu’in ini lebih runtut di banding dengan kitab lain, karena dalam penyebutan, tidak di klasifikasikan sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya, melainkan di sebutkan sesuai dengan letak kaifiyah itu, metode seperti ini juga di terapkan dalam pembahasan Haji dan Umroh.
Terkadang dalam kitab ini juga terjadi pengulangan pembahasan, sebagaimana dalam masalah membaca keras didalam masjid, masalah ini sempat di bahas dua kali yang pertama pada Fashl Fi Shifati Sholat dan pada Fasl Fi Sholati al Jama'ah. Mungkin hal ini untuk lebih memperjelas masalah yang ada, terbuki, dalam pembahasan yang kedua, beliau lebih memerinci pembahasan dengan menampilkan perkhilafan antara Imam Nawwawi dan Ibnu Hajar.
Dalam kitab Fathul mu'in ini juga terdapat banyak sekali praktek perselisihan (mukhosamah), baik dalam bab Mu'amalah maliyah atau dalam Bab Munakahah, yang sebenarnya jika kita teliti, pembahasan antara yang satu dan lain tidaklah jauh berbeda. Hal ini di dasari oleh banyaknya kejadian Mukhoshomah pada masa itu atau karena itu merupakan perkara yang trend di kalangan pelajar dan banyak di tanyakan pada ulama'. Walaupun begitu, pengarang tetap berusaha menampilkan hal-hal tersebut dengan ibarat yang sangat ringkas tetapi tetap mengena.
Dan termasuk keistimewaan kitab Fathul Mu'in ini adalah menyebutkan beberapa perkhilafan di antara ulama' dan di ambil dari kitab-kitab mereka yang mu'tabar dengan mentarjih pendapat mereka baik secara Shorih/jelas atau malah melatih kecerdasan pembaca dengan hanya memberikan Isyarat atau ibarat yang samar. Dan kebanyakan, pendapat yang di ikuti oleh pengarang adalah pendapat guru belau yaitu Syeh Ibnu Hajar al Haitamy, dan guru inilah yang di kehendaki ketika pengarang menyebut Guruku (Syekhuna).
Penggunaan Istilah Syekhuna untuk sang maha guru yaitu Ibnu Hajar, ini memunjukkan betapa beliau sangat menghormati gurunya ini dan mengenggapnya sebagai orang yang paling berpengaruh dalam kehidupan intelektual beliau.

Kesimpulan
Kitab fathul Mu'in ini adalah kitab yang sangat barokah sekali, dengan format dan manhaj yang ditawarkan tentunya mempunyai sebuah rahasia yang tidak bisa di mengerti oleh orang lain. Sehingga banyak sekali ulama' yang mengaguminya, bahakan ada yang mengatakan bahwa kitab fathul Mu'in ini adalah Kitab al Tuhfah al Tsani atau Kitab Tuhfah yang kedua, selain karena pengarang adalah murid dari pengarang kitab Tuhfah, juga karena kitab Fathul Mu'in ini juga banyak sekali mengadopsi masalah dari kitab al Tuhfah.
Tulisan ini bukanlah untuk mengkritik atau mencari kesalahan-kesalahan yang ada, walaupun secara gamblang pengarang memperbolehkan siapapun untuk mengoreksi kitab beliau asal dengan cara yang tepat, tapi bagaimana pun kita tetap harus berbaik sangka dengan pengarang, karena hanya dengan itu kita bisa mengambil manfaat:
وكل من لم يعتقد لن ينتفع
Dan tulisan ini hanya bentuk analisa dari penulis dengan di gabunggan dengan literatur yang kami miliki, jadi bila terjadi kesalahan dalam analisa kami mohon untuk koreksi bersama.